Berbagai bakteri usus tidak dapat dihindari keberadaannya sebab tempat dimana manusia hidup tidak steril. Masalah baru timbul apabila bakteri “jahat” yaitu yang bersifat pathogen (penyebab penyakit) jumlahnya berlebihan.
Terjadinya diare misalnya akibat bakteri enteropatogen ( E. coli, Vibrio colerae atau Salmonella typii) yang tumbuh pesat. Pemberian antibiotik bisa mempengaruhi dan mengganggu keseimbangan mikroflora usus yang berakibat diare.
Para peneliti di dunia membuktikan bahwa pentingnya peranan mikroflora usus atau bakteri saluran pencernaan bagi kesehatan.
Mikroflora dalam saluran pencernaan merupakan kumpulan mikroba yang sangat kompleks yang satu sama lain saling berinteraksi dengan hostnya.
Mikroflora untuk setiap bagian pencernaan berbeda dan populasi bakteri sepanjang saluran pencernaan makin kompleks baik jenis maupun jumlahnya.
Pada bagian lambung hanya mengandung bakteri yang sangat tahan terhadap asam yang rendah (pH lambung 1,7). Usus besar atau colon ditempati 400 – 500 jenis bakteri. Karena itu, sepertiga berat feces adalah bakteri.
Ir Marzuki Iskandar MTP, ahli pangan dan gizi mengemukakan, mikroflora usus memberikan perlindungan dengan menyerang bakteri merugikan (bakteri pathogen) dengan mekanisme membentuk asam-asam organik terutama asam lemak volatile, dan memproduksi anti bakteri selain asam.
Mikroflora yang berpengaruh terhadap usus biasanya melakukan tindakan secara sinergi dengan sistem kekebalan pada hostnya dan melakukan perlindungan terhadap infeksi yang disebabkan oleh bakteri pathogen dalam usus.
Menurut Marzuki Iskandar, mikroflora usus menghancurkan unsur pokok dalam makanan yang tidak terserap dan menghasilkan beberapa vitamin.
Banyak hasil metabolisme mikroflora usus termasuk berbagai macam asam organik, hasil degradasi protein, asam empedu dan metabolisme kolesterol.
Populasi bakteri dalam sistem pencernaan orang sehat yang mengkonsumsi diet seimbang umumnya stabil. Perubahan pola hidup, pola makan dan kondisi sakit mempengaruhi stabilitas ekosistem tersebut.
Berdasarkan fenomena ini, menurut Marzuki, dapat dilakukan manajemen mikroflora usus yaitu “proporsi bakteri baik (menguntungkan) ditingkatkan dan bakteri jahat (merugikan) ditekan jumlahnya.
Caranya, katanya, mengkonsumsi bakteri Probiotik yaitu memasukkan bakteri menguntungkan lebih banyak sehingga bakteri yang menguntungkan lebih dominan.
Bila keseimbangan mikroflora usus terganggu maka timbullah gejala gangguan mulai dari yang paling ringan bahkan luput dari perhatian sampai gejala infeksi yang berat.
Di antara gangguan yang terjadi adalah kembung, sariawan, sembelit, diare dan yang paling berat adalah candidiasis (infeksi jamur candida.
Faktor yang mempengaruhi keseimbangan mikroflora usus dibagi dua. Pertama, gangguan lingkungan flora usus yang diakibatkan pola makan yang salah serta kebiasaan mengkonsumsi obat-obat pencahar.
Kedua, hilangnya flora usus karena antibiotika, diare dan konsumsi bahan-bahan pengawet.Untuk menjaga keseimbangan mikroflora usus perlu konsumsi makanan seimbang, menghindari obat-obat antibiotika dan penahar, serta mengkonsumsi makanan yang mengandung probiotik. rm
Source : rmexpose.com
..<<
More Info
>>..
Monday, 8 September 2008
Bakteri Probiotik Tangkal Infeksi Jamur
Labels:
Bakteri Probiotik
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Custom Search
Other:
Topic Relation
Iklan Baris Online
Pasarkan produk anda free
Iklan Baris Online
Tingkatkan omset anda Free
Sewa Laptop
Sewa Komputer
Pasarkan produk anda free
Iklan Baris Online
Tingkatkan omset anda Free
Sewa Laptop
Sewa Komputer
0 comments:
Post a Comment