..<< More Info >>..

Monday 8 September 2008

Bakteri Probiotik Tangkal Infeksi Jamur

Berbagai bakteri usus tidak dapat dihindari keberadaannya sebab tempat dimana manusia hidup tidak steril. Masalah baru timbul apabila bakteri “jahat” yaitu yang bersifat pathogen (penyebab penyakit) jumlahnya berlebihan.

Terjadinya diare misalnya akibat bakteri enteropatogen ( E. coli, Vibrio colerae atau Salmo­nella typii) yang tumbuh pesat. Pemberian antibiotik bisa mem­pengaruhi dan mengganggu ke­seimbangan mikroflora usus yang berakibat diare.

Para peneliti di dunia mem­buk­tikan bahwa pentingnya pe­ranan mi­k­roflora usus atau bakteri sal­u­ran pencernaan bagi kesehatan.

Mikroflora dalam saluran pencernaan merupakan kum­pulan mikroba yang sangat kom­pleks yang satu sama lain saling berinteraksi dengan hostnya.

Mikroflora untuk setiap bagian pencernaan berbeda dan populasi bakteri sepanjang saluran pen­cernaan makin kompleks baik je­nis maupun jumlahnya.

Pada bagian lambung hanya mengandung bakteri yang sangat tahan terhadap asam yang rendah (pH lambung 1,7). Usus besar atau colon ditempati 400 – 500 jenis bakteri. Karena itu, sepertiga berat feces adalah bakteri.

Ir Marzuki Iskandar MTP, ahli pangan dan gizi mengemukakan, mik­roflora usus memberikan per­lindungan dengan menyerang bak­teri merugikan (bakteri pathogen) dengan mekanisme mem­bentuk asam-asam organik ter­utama asam lemak volatile, dan memproduksi anti bakteri selain asam.

Mikroflora yang berpengaruh terhadap usus biasanya mela­kukan tindakan secara sinergi dengan sistem kekebalan pada hostnya dan melakukan perlin­dungan terhadap infeksi yang disebabkan oleh bakteri pathogen dalam usus.

Menurut Marzuki Iskandar, mikroflora usus menghancurkan unsur pokok dalam makanan yang tidak terserap dan meng­hasilkan beberapa vitamin.

Banyak hasil metabolisme mikroflora usus termasuk ber­bagai macam asam organik, hasil degradasi protein, asam empedu dan metabolisme kolesterol.

Populasi bakteri dalam sistem pencernaan orang sehat yang mengkonsumsi diet seimbang umumnya stabil. Perubahan pola hidup, pola makan dan kondisi sakit mempengaruhi stabilitas ekosistem tersebut.

Berdasarkan fenomena ini, menurut Marzuki, dapat dilaku­kan manajemen mikroflora usus yaitu “proporsi bakteri baik (me­ng­untungkan) ditingkatkan dan bakteri jahat (merugikan) ditekan jumlahnya.

Caranya, katanya, mengkon­sumsi bakteri Probiotik yaitu memasukkan bakteri mengun­tungkan lebih banyak sehingga bakteri yang menguntungkan lebih dominan.

Bila keseimbangan mikroflora usus terganggu maka timbullah gejala gangguan mulai dari yang paling ringan bahkan luput dari perhatian sampai gejala infeksi yang berat.

Di antara gangguan yang terjadi adalah kembung, sariawan, sembelit, diare dan yang paling berat adalah candidiasis (infeksi jamur candida.

Faktor yang mempengaruhi keseimbangan mikroflora usus dibagi dua. Pertama, gangguan lingkungan flora usus yang diakibatkan pola makan yang salah serta kebiasaan mengkonsumsi obat-obat pencahar.

Kedua, hilangnya flora usus karena antibiotika, diare dan kon­sumsi bahan-bahan penga­wet.Untuk menjaga keseim­bang­an mikroflora usus perlu kon­sum­si makanan seimbang, meng­hin­dari obat-obat antibio­tika dan pe­nahar, serta mengkon­sumsi ma­kanan yang mengan­dung pro­biotik. rm

Source : rmexpose.com

0 comments:

Custom Search
Digg! Medicine Blogs - BlogCatalog Blog Directory

Other:

Topic Relation
Iklan Baris Online
Pasarkan produk anda free

Free Online Ads
Iklan Baris Online
Tingkatkan omset anda Free

Sewa Laptop
Sewa Komputer